|
Monday 24 June 2013
Penetapan Kadar Hemoglobin Metode Cyanmeth Hemoglobin
Tujuan :
Untuk mngetahui kadar Hemoglobin ( Hb ) seseorang dalam g/dl.
Prinsip :
Metode ini berdasarkan pada penetapan Cyanmethhemoglobon yang telah diadaptasi sebagai metode standart. Hemoglobin dari sampel darah lengkap dilepaskan dari eritrosit dan dioksidasi oleh Fericyanida menjadi methemoglobin. Methemoglobin ini selanjutnya diubah oleh Cyanida menjadi Cyanmethemoglobin yang stabil. Absorbansi dari Cyanmethemoglobin ini diukur pada 540 nm dan secara langsung hasilnya sebanding dengan konsentrasi hemoglobin dalam sampel.
Alat dan Bahan :
Peralatan dan pereaksi
Prinsip :
Metode ini berdasarkan pada penetapan Cyanmethhemoglobon yang telah diadaptasi sebagai metode standart. Hemoglobin dari sampel darah lengkap dilepaskan dari eritrosit dan dioksidasi oleh Fericyanida menjadi methemoglobin. Methemoglobin ini selanjutnya diubah oleh Cyanida menjadi Cyanmethemoglobin yang stabil. Absorbansi dari Cyanmethemoglobin ini diukur pada 540 nm dan secara langsung hasilnya sebanding dengan konsentrasi hemoglobin dalam sampel.
Alat dan Bahan :
Peralatan dan pereaksi
- Mikropipet 20 mikroliter/mmk
atau dapa menggunakan pipet Hb sahli
- Pipet volumetrik 5 ml
- Tabung reaksi ukuran 75 x 10 mm
- Spektofotometer.
- Larutan drabkins.
Larutan
drabkins terdiri dari :
- Kalium ferrosianida 200 mg,
- KCN 50 mg
- Kalium hydrogen fosfat 140 mg
- Detergen 0,5 – 1 ml
- Aquadest/detenized water ad.
1000 ml
Cara Kerja :
Pipet dan masukkan ke dalam tabung
reaksi
|
Blangko
|
Sampel
|
Larutan pereaksi ( Drabkins )
|
5 ml
|
5ml
|
Sampel darah dengan pipet hb sahli
|
-
|
0,02 ml
|
Kemudian
bilas pipet dengan campuran pereaksi dan campur dengan baik. Baca absorbance
sampel terhadap larutan pereaksi setelah 3 menit. Kompleks warna stabil dalam
waktu 2 jam terlindung dari cahaya.
Fotometer :
Panjang
gelombang : 546 nm
Program :
c/f
faktor :
36,8
Harga Normal
:
- Bayi baru lahir
: 16 – 25 g/dl
- Anak-anak
: 12 – 16 g/dl
- Lelaki
: 14 – 18
g/dl
- Perempuan
: 12 – 18 g/dl
- Infants
: 10 - 15 g/dl
- Young
Children : 11 - 14 g/dl
Pembahasan :
Internasional Committe for Standarization in Hematology (ICSH) merekomendasikan metode sianmethemoglobin, sebab selain mudah dilakukan juga mempunyai standar yang stabil dan hampir semua jenis hemoglobin terukur kecuali sulfahemoglobin.
Penetapan kadar Hb metode ini sangatlah dianjurkan, ketelitian pada metode Cyanmethhemoglobin +- 2 %.
Sumber kesalahan dalam metode ini antara lain :
Internasional Committe for Standarization in Hematology (ICSH) merekomendasikan metode sianmethemoglobin, sebab selain mudah dilakukan juga mempunyai standar yang stabil dan hampir semua jenis hemoglobin terukur kecuali sulfahemoglobin.
Penetapan kadar Hb metode ini sangatlah dianjurkan, ketelitian pada metode Cyanmethhemoglobin +- 2 %.
Sumber kesalahan dalam metode ini antara lain :
- Terjadinya jendalan darah
- Leukositosis berat mempengaruhi
pengukuran lebih rendah dari seharusnya
- Tidak tepat memipet pada saat
mengambil darah
- Pemipetan pereaksi yang tidak
akurat
- Fotometer yang kurang baik
Friday 14 June 2013
STERILISASI DALAM LABORAORIUM MIKROBIOLOGI
-->
PENDAHULUAN
Landasan
Teori
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme yang
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang untuk meneliti apa saja yang
terkandung di dalam mikroorganisme. Dalam meneliti mikroorganisme diperlukan
teknik atau cara – cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada
skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme baik sifat maupun
karakteristiknya, tentu diperlukan adanya pengenalan alat yang akan digunakan
serta mengetahui cara penggunaan alat – alat yang berhubungan dengan penelitian
unutk memudahkan dalam melakukan penelitian (Dwidjoseputro, 2003).
Alat – alat
yang digunakan dalam penelitian harus dalam keadaan steril atau bebas
dari kuman, bakteri, virus dan jamur. Perlu adanya pengetahuan tentang cara –
cara atau teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat – alat yang
digunakan memiliki teknik sterilisasi yang berbeda (Dwidjoseputro, 2003).
Laboratorium,
seperti layaknya tempat bekerja harus dapat memberikan kenyamanan, kesehatan
dan keamanan kepada semua orang yang bekerja didalamnya, termasuk pengelola
laboratorium itu sendiri. Untuk itu, perlu studi kelayakan mengenai perencanaan
dalam merancang laboratorium kimia yang meliputi adanya prosedur pengoperasian
baku yang memerhatikan kesehatan dan keselamatan kerja ( K3 ) dilaboratorium,
adanya ventilasi dan perlengkapan pelindung yang berfungsi baik, adanya
penataan dan pengelolaan bahan kimia dan peralatan laboratorium, serta adanya
prosedur pengolahan limbah laboratorium (Day & Underwood, 1998).
Sebelum
melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus mengenal atau mengetahui
tentang alat-alat yang digunakan dalam melakukan praktikum tersebut. Hal ini
berguna untuk mempermudah kita dalam melaksanakan percobaan, sehingga resiko
kecelakaan di laboratorium dapat ditanggulangi. Kebersihan dan kesempurnaan
alat sangat penting untuk bekerja di laboratorium. Alat yang kelihatan secara
kasat mata, belum tentu bersih, tergantung pada pemahaman seorang analis mengenai
apa artinya bersih. Alat kaca seperti gelas piala atau erlenmeyer paling baik
dibersihkan dengan sabun atau deterjen sintetik. Pipet, buret, dan labu
volumetrik mungkin memerlukan larutan deterjen panas untuk bisa bersih benar
(Day & Underwood, 1998).
Dalam
mengukur suatu zat atau benda hendaknya menggunakan suatu alat, alat yang
digunakan mengukur suatu zat dalam kimia adalah gelas ukur, akan tetapi hasil
pengukuran dari gelas ukur sangat kurang tepat, sehingga dalam penggunaannya
tidaklah terlalu teliti. Salah satu contoh alat pengukuran lain yang mempunyai
tingkat ketelitian lebih baik dari pipet isap, namun pengukuran dengan pipet
sendiri tidak terlepas dari kesalahan (Rohman, 1998).
Pada
dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip
kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan
alat dapat dikenali berdasarkan namanya.Penamaan alat-alat yang berfungsi
mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer,hygrometer dan
spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi
tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph,barograph
(Rohman, 1998).
Dari uraian
tersebut,tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai kegunaan
alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam
penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus.
Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan
peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan
(Rohman,1998).
Pada
laboratorium mikrobiologi ada beberapa alat yang umum digunakan dan harus
dikenal serta diketahui cara penggunaannya, yang antara lain :
-
Autoklaf
– Kaca penutup
-
Oven
– Mikroskop
medan terang
-
Kulkas
– Pipet
tetes dan pipet serologis
-
Cawan
Petri
– Gelas ukur
-
Tabung reaksi
– Neraca
analitik
-
Ose
– Inkubator
-
Lampu
spiritus
– Shaker
-
Beaker
gelas
– Penangas
air
-
Hot plate
– Stirer
-
Labu Erlenmeyer
– Colony
counter
-
Kaca obyek biasa
–
Haemasitometer
-
Kaca obyek cekung
– Laminar
air flow (Millati, 2010).
Teknik
aseptis memiliki beberapa macam sterilisasi, yaitu sterilisasi mekanik,
sterilisasi fisik dan sterilisasi kimia. Setiap macam tersebut memiliki prinsip
kerja yang berbeda sesuai dengan keadaan media yang akan disterilisasikan.
Apabila dalam melakukan penelitian maupun percobaan tidak dilakukan teknik
tersebut kemungkinan akan terjadi kontaminasi yang menyebabkan hasil penelitian
atau percobaan itu kurang akurat. Oleh karena itu, teknik aseptis sangat
penting dalam kegiatan praktikum ataupun penelitian (Khusnuryani, 2006).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
No
|
Nama Alat
|
Fungsi
|
Gambar
|
1
|
Autoklaf
|
Untuk
mensterilisasi alat dan medium.
|
|
2
|
Oven
|
Untuk
sterilisasi alat-alat gelas
|
|
3
|
Kulkas
|
Untuk
menyimpan isolat mikroba dan lain-lain
|
|
4
|
Cawan
Petri
|
Untuk
menumbuhkan, memelihara serta membiakkan (kultivasi) mikroorganisme
|
|
5
|
Tabung
reaksi
|
Tempat
medium untuk isolasi biakan murni
mikroba, serta untuk menguji
sifat-sifat pertumbuhan mikroba.
|
|
6
|
Ose
|
Untuk
mengambil bakteri dari medium pada waktu isolasi
|
|
7
|
Lampu
spiritus
|
Untuk
fiksasi bakteri, sterilisasi ose, sterilisasi jarum inokulasi,
dan lain-lain.
|
|
8
|
Beaker
gelas
|
Tempat
melarutkan bahan-bahan untuk membuat medium.
|
|
9
|
Hot plate
|
Untuk
memanaskan atau mencairkan medium
|
|
10
|
Labu
erlenmeyer
|
Tempat
medium dan membiakan mikroba
|
|
11
|
Kaca obyek
biasa
|
Untuk
membuat preparat lekapan basah dari mikroba.
|
|
12
|
Kaca obyek
cekung
|
Untuk
membuat preparat tetes tergantung dari mikroba.
|
|
13
|
Kaca
penutup
|
Untuk
menutup preparat pada kaca objek.
|
|
14
|
Mikroskop
medan terang
|
Untuk
mengamati objek yang sangat kecil (mikroskopis) yang tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang
|
|
15
|
Pipet
tetes dan pipet serologis
|
Untuk
mengambil larutan dan suspensi mikroba.
|
|
16
|
Gelas ukur
|
Untuk
mengukur volume larutan.
|
|
17
|
Neraca
analitik
|
Untuk
menimbang bahan kimia dan lain-lain.
|
|
18
|
Inkubator
|
Untuk
menyimpan biakan mikroba pada suhu tertentu Inkubator
|
|
19
|
Shaker
|
Untuk
menggoyang larutan atau suspensi mikroba agar tercampur merata
(homogen).
|
|
20
|
Penangas
air
|
Untuk
mencairkan medium dan memanaskan medium pada suhu tertentu
|
|
21
|
Stirer
|
||
22
|
Colony
counter
|
Untuk
menghitung jumlah koloni mikroba yang tumbuh pada medium agar
lempengan.
|
|
23
|
Haemasitometer
|
Untuk
menghitung jumlah sel mikroba dalam suatu cairan atau suspensi
|
|
24
|
Laminar
air flow
|
Tempat
melakukan isolasi mikroba agar tidak terkontaminasi oleh mikroba tular udara.
|
Pembahasan
Pengenalan
alat pada praktikum mikrobiologi industri bertujuan agar praktikan dapat
mengenal, menggunakan, dan mengerjakan peralatan-peralatan di Laboratorium
Mikrobiologi. Dengan praktikum ini juga praktikan dapat mengetahui fungsi dari
setiap alat laboratorium. Alat-alat laboratorium yang di pelajari adalah
mikroskop, cawan petri, tabung reaksi, pipet ukur, ball pipet, ose, bunsen,
erlenmeyer, gelas ukur, spatula, pipet tetes, objek glass dan cover glass,
tabung durham, dan beaker glass.
1. Alat-alat
Sterilisasi
Alat-alat
sterilisasi meliputi Autoclaf, Oven, Ozonsterilizer, dan Lampu Spritus. Oven
merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan udara panas kering, dimana oven
berfungsi mensterilisasi alat-alat gelas yang tidak bersekala. Perinsip dari
oven ini sendiri adalah menghancurkan lisis mikroba menggunakan udara panas
kering.
Ozonsterilizer
berfungsi mensterilisasikan alat-alat yang tidak bersekala. Ozonsterilizer
terdiri atas dua bagian, yakni bagian atas dan bagian bawah. Bagian atas
ozonsterilizer mempunyai prinsip kerja membunuh mikroba menggunakan ozon (O3),
dimana ozon dapat merusak mekanisme dari mikroba sehingga sel protein pada
mikroba mengalami oksidasi yang mengakibatkan perubahan fungsi dan kematian
pada mikroba, dan ozon (O3) itu sendiri bersifat racun. Bagian bawah dari
ozonsterilizer (elektra) berfungsi mensterilisasikan medium menggunakan sinar
lampu dengan panas tinggi, dimana cara kerjanya hampir sama dengan oven.
Autoclaf
berfungsi mensterilisasikan alat-alat bersekala menggunakan uap air panas.
Dimana uap air panas akan merusak protein mikroba hingga mengalami koogulasi,
pada saat itu protein akan mengendap (denaturasi) dan menyebabkan kematian pada
mikroba. Saat penggunaan otoclaf penutupan harus benar-benar rapat agar uap air
yang bertekanan tinggi masuk kedalam atau beruduksi ke alat. Lampu spritus
merupakan alat yang digunakan untuk pemijaran serta untuk mensterilisasikan
mikroba. Lampu spritus juga mempunyai fungsi lain, yakni mengamankan praktikan
pada saat melakukan penanaman medium.
Inkubator
secara umum digunakan sebagai perlengkapan dalam laboratorium mikrobiologi
pangan. Inkubator memiliki fungsi yang sama dengan water bath yaitu sebagai
alat inkubasi pada analisa mikrobiologi. Inkubator adalah alat yang digunakan
untuk menciptakan suhu stabil dan konstan. Suhu inkbator dipengaruhi oleh
adanya perubahan suhu pada suhu ruang, oleh karena itu perubahan suhu ruang
perlu diawasi terutama saat terjadi perubahan musim.
2. Alat-alat
perhitungan koloni mikroorganisme.
Alat-alat
yang tergolong dari alat perhitungan koloni adalah coloni counter dan cawan
petri. Coloni counter merupakan alat yang berfungsi sebagai penghitung jumlah
mikroba pada cawan petri menggunakan sinar dan luv. Perhitungan mikroba dapat
dilakukan dengan perbesaran menggunakan luv atau dengan menandai beberapa
koloni yang terdapat pada cawan petri menggunakan bulpoint yang terdapat pada
coloni counter dan juga menggunakan tombol check.
Cawan petri
berfungsi sebagai tempat pertumbuhan mikroba secara kuantitatif dan sebagai
tempat pengujian sampel. Cawan petri ada yang terbuat dari gelas maupun
plastik. Cawan petri terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian dasar untuk medium dan
bagian penutup yang ukurannya lebih besar. Untuk pemakain rutin digunakan cawan
petri berdiameter 15 cm ( biasa diisi agar nutrisi sebanyak 15 ml). Pada suhu
40 derajat celcius medium agar akan mulai memadat, sehingga harus diingat bahwa
pada masa inkubasi cawan tersebut harus di simpan secara terbalik. Hal ini
untuk mencegah kondensasi uap yang terbentuk saat agar memadat tidak jatuh ke
permukaan agar.
3. Alat
lainnya
Mikroskop
berfungsi sebagai alat bantu untuk melihat mikroorganisme yang tak dapat
dilihat oleh mata. Cara penggunaan mikroskop adalah dengan membelakangi bagian
belakang mikroskop. Mikroskop yang digunakan antara lain elektron, mikroskop
cahaya, dan mikroskop kemera. Mikroskop cahaya (Monokoler) berfungsi untuk
melihat objek dengan bantuan cahaya. Mikroskop ini digunakan dengan satu mata,
sehingga bayangan yang terlihat hanya memilki panjang dan lebar, dan memberikan
gambaran mengenai tingginya. Prinsip kerja dari mikroskop ini adalah dengan
memantulkan cahaya melalui cermin, lalu diteruskan hingga lensa objektif. Di
lensa objektif bayangan yang dihasilkan adalah maya, terbalik dan diperbesar.
Kemudian bayangan akan diteruskan dan menghasilkan bayangan tegak, nyata dan
diperbesar oleh mata pengamat. Semakin banyak cahaya yang dipantulkan melalui
cermin, maka akan semakin terang pula mikroorganisme yang dilihat. Mikroskop ini
memiliki pembasaran objektif (10x dan 40x) serta pembesaran okuler (10x).
Mikroskop elektron (Biokuler) berfungsi untuk melihat objek dengan bantuan
elektron atau cahaya lampu. terdiri atas empat lensa objektif dengan empat
pembesaran, 10x, 25x, 40x dan 100x. Saat pengunaan menggunakan pembesaran 100x,
ditambahkan minyak emersi di atas gelas objek. Tujuannya adalah untuk
mengurangi sudut bias akibat banyaknya cahaya yang dipantulkan. Tanpa minyak
emersi, maka objek yang akan diteliti, tidak akan terllihat. Mikroskop ini
digunakan saat melihat struktur dan melakukan pewarnaan bakteri. Mikroskop
kamera (Triokuler) berfungsi sebagai pengambil gambar (objek). Lensa okuler
yang terdapat dalam mikroskop ini sejumlah tiga lensa okuler. Mikroskop ini
dapat mengambil gambar dari preparat. Maka dari itu, mikroskop ini hanya akan
digunakan bila ingin mengambil gambar objek yang akan diamati. Prinsip kerjanya
sama seperti mikroskop cahaya, hanya ada sedikit perbedaan dalam
mengoperasikannya.
Centrifuge
merupakan alat yang berfungsi sebagai pemisah zat dalam cairan yang diduga
dapat mengendap dengan cara pemutaran menggunakan kekuatan rotasi. Dengan
pemutaran kecepatan tertentu, zat-zat yang tidak terlarut akan mengendap.
Satuaan yang digunakan pada centrifuge adalah Rpm (Rotation per meter).
Perinsip kerja dari alat ini adalah zat yang akan dipisahkan dimasukkan kedalam
tabung yang terdapat pada centrifuge, kemudian menutup lubang pada centrifuge
agar udar yang masuk tidak mempengaruhi zat yang akan dipisah. Setelah itu
tentukan waktu dan rotasi putaran yang diinginkan, dengan memutar tombol Timer
dan Rotation.
Pipet volume
adalah alat yang berfungsi sebagai pengambil larutan atau sampel sesuai dengan
jumlah yang kita tentukan. Pipet gondok berfungsi sama seperti pipet volum,
hanya saja pengambilan larutan sudah ditentukan. Cara sterilisasinya
menggunakan otoklaf.
Tabung
reaksi berfungsi sebagai tempat media pertumbuhan mikroba alam bentuk media
tegak atau miring yang disumbat dengan kapas, dibulatkan lalu disterilkan dengan
kapas berada tetap di atasnya dan diikat, sedangkan rak tabung sebagai tempat
untuk meletakkan tabung reaksi. Tabung reaksi berfungsi untuk menyimpan
mikroorganisme dalam medium nutrisi cair atau padat, untuk alat pengenceran,
dan untuk pengujian mikrobiologis lainnya. Lingkungan steril pada tabung reaksi
dipertahankan dengan adanya sumbat. Sumbat yang kita gunakan disini adalah
sumbat kapas. Pemasangan sumbat kapas pada tabung reaksi harus benar. Apabila
terdengar bunyi blub pada saat melepaskan sumbat maka sumbat itu telah benar.
Lalu agar penyimpanan tabung reaksi rapih dan mudah digunakan, harus di simpan
dan di letakkan di rak tabung. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk
melarutkan bahan, menampung larutan, dan tempat untuk mencampurkan bahan lalu
dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Alat ini dapat disterilisasikan dengan
dibungkus terlebih dahulu dengan kertas saring bagian atasnya lalu dibungkus
dengan kertas dan diikat, lalu dimasukkan ke dalam otoklaf.
Laminar Air
Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis dalam
pekerjaan persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari suatu
botol ke botol yang lain dalam kultur in vitro. LAF mempunyai pola pengaturan
dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasi sinar UV
beberapa jam sebelum digunakan. Alat ini diberi nama Laminar Air Flow karena
meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat
kerja bebas dari debu dan spora-spora yang mungkin jatuh ke dalam media, waktu
pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara ruangan yang ditarik ke
dalam alat melalui filter pertama (pre-filter), yang kemudian ditiupkan keluar
melalui filter yang sangat halus yang disebut HEPA (High efficiency Particulate
Air FilterI), dengan menggunakan blower.
Ose
berfungsi untuk mengambil dan menggores MO, terdiri dari ose lurus untuk
menanam MO dan ose bulat untuk menggores MO yang biasanya berbentuk zig-zag.
Timbangan
Analitik berfungsi untuk menimbang bahan kimia. Timbangan ini memiliki batas
maksimal penimbangan. Jika melewati batas tersebut, maka ketelitian perhitungan
akan berkurang.
Labu
erlenmeyer berfungsi sebagai tempat penyimpanan medium, memanaskan larutan, dan
menampung hasil dari penyaringan. Alat ini dapat disterilisasikan dengan
ditutup terlebih dahulu bagian atas dengan kapas, lalu disterilisasi dengan
menggunakan otoklaf.
Pada
praktikum dan pengerjaan mikrobiologi, diperlukan suatu kondisi yang
benar-benar aseptik dimana alat penunjang serta nutrient dan substrat harus
benar-benar steril. Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat,
bahan, dan kemasan dari segala macam bentuk kehidupan terutam mikro organism.
Hal ini berarti mikroba kontaminan harus dimatikan. Untuk memperoleh kondisi
yang steril dan bersih maka dilakukan sterilisasi. Metode sterilisasi yang umum
digunakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi adalah dengan menggunakan
panas, metode sterilisasi dengan menggunakan panas dibagi menjadi 2 cara, yaitu
sterilisasi kering dan sterilisasi basah.
Sterilisasi
kering dapat diterapkan pada apa saja yang tidak rusak, menyala, hangus, dan
menguap pada suhu setinggi itu. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara
ini antara lain alat-alat gelas (botol, tabung reaksi, cawan petri, dan
lain-lain) dan bahan-bahan ceperti kertas, kain, dan kapas. Sterilisasi kering
menggunakan oven pada suhu 70-80 derajat celcius selama 2 jam. Bahan-bahan yang
disterilkan harus dilindungi dengan cara membungkus, menyumbat atau menaruhnya
dalam suatu wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari
oven.
Sterilisasi
basah dapat dilakukan dengan perebusan dengan suhu 100 derajat celcius selama
10 menit, blansing dengan suhu 70-85 derajat Celsius selama 7-9 menit,
pasteurisasi dengan suhu 72 derajat celcius selama 7 detik, dan menggunakan
autoclave. Sterilisasi dengan autoclave menggunkan uap air jenuh bertekanan
pada suhu 121 oC selama 15 menit dengan tekanan 1 Atm. Cara ini
selain di gunakan untuk sterilisasi alat, digunakan juga untuk bahan-bahan yang
mengandung cairan yang tidak tahab udara panas yang kering, misalnya medium.
Pada
praktikum dan pengerjaan mikrobiologi, diperlukan juga ruangan dan tempat kerja
yang steril. Ruang yang steril merupakan suatu keadaan ruang yang bebas dari
semua bentuk kehidupan mikroba yang patogen maupun yang non-patogen. Agar
ruangan praktikum tetap steril, lakukanlah sterilisasi rutin terhadap alat-alat
dan tempat kerja. Contohnya meja, semprotkan alkohol 70% ke meja. Dan bukan
hanya ke meja, alkohol 70% juga dapat di semprotkan ke tempat kerja lainnya.
Bila ada cairan tumpah di ruangan kerja kita, maka harus langsung di bersihkan
agar ruangan kerja tetap steril.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dalam
praktikum mikrobiologi pangan terdapat berbagai macam alat-alat yang harus kita
ketahui fungsi dan cara pengerjaannya agar praktikum mikrobiologi pangan dapat
dilakukan dengan baik dan benar. Alat-alat laboratorium yang harus kita
pelajari adalah mikroskop, cawan petri, tabung reaksi, pipet ukur, ball pipet,
ose, bunsen, erlenmeyer, gelas ukur, spatula, pipet tetes, objek glass dan
cover glass, tabung durham, dan beaker glass.
Pada praktikum dan pengerjaan mikrobiologi, diperlukan suatu kondisi yang
benar-benar aseptik dimana alat penunjang serta nutrient dan substrat harus
benar-benar steril. Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat,
bahan, dan kemasan dari segala macam bentuk kehidupan terutam mikro organism.
Hal ini berarti mikroba kontaminan harus dimatikan. Untuk memperoleh kondisi
yang steril dan bersih maka dilakukan sterilisasi. Metode sterilisasi yang umum
digunakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi adalah dengan menggunakan
panas, metode sterilisasi dengan menggunakan panas dibagi menjadi 2 cara, yaitu
sterilisasi kering dan sterilisasi basah. Sterilisasi tidak hanya dilakukan
terhadap alat-alat laboratorium saja, tetapi ruangan dan tempat kerja pada
pengerjaan mikrobioogi harus steril juga.
Saran
Dengan adanya
praktikum seperti ini , mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui cara
menggunakan alat-alat laboratorium dalam praktikum Mikrobiologi Industri dan
mengetahui metode aseptis yang dipergunakan dalam praktikum Mikrobiologi
Industri.
.
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A.
Jr. and A.L. Underwood. 1998. Kimia Analisis Kuantitatif. Edisi Revisi,
Terjemahan R. Soendoro dkk. Erlangga. Jakarta.
Dwidjoseputro,
D.2003. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta
Harjadi ,W.
1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Grammedia. Jakarta
Khusnuryani,
Arifah.2006.Pedoman Praktikum Biologi.Yogyakarta:UIN Press
Millati,
Tanwirul, dkk. 2010. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Industri. Fakultas
Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru
Rohman, Taifiqur.
1998. Penanganan Bahan Kimia Dengan Alat Gelas Kimia Serta Penanganan Korban
Akibat Kontak Dengan Bahan Kimia. Makalah Seminar Pada Pelatihan Dosen
Biokimia. Banjarbaru.
Subscribe to:
Posts (Atom)